https://dunialuar.id/ Bayangkan: Anda sedang duduk di pinggir pantai, kopi dingin di tangan kiri, laptop di tangan kanan, dan langit biru menjadi atap kerja Anda. Atau, sebaliknya, bekerja sambil memandangi hamparan pegunungan hijau, ditemani semilir angin sejuk pegunungan dan secangkir teh panas.
Inilah konsep workcation — perpaduan antara “work” (kerja) dan “vacation” (liburan), yang kini sedang naik daun di kalangan profesional modern. Bukan hanya para freelancer atau digital nomad, tetapi juga pekerja kantoran yang menjalani sistem kerja hybrid atau remote.
Tapi pertanyaannya: Apakah workcation benar-benar efektif? Atau hanya sekadar tren gaya hidup kekinian?
Apa Itu Workcation?
Secara sederhana, workcation adalah aktivitas bekerja dari lokasi liburan, entah itu pantai, gunung, villa di pedesaan, atau bahkan dari negara lain. Bedanya dengan liburan biasa adalah: Anda tetap bekerja secara produktif, tetapi di lingkungan yang tidak monoton seperti kantor atau rumah.
Workcation menawarkan suasana baru untuk bekerja, tanpa harus menunggu cuti. Konsep ini menjadi semakin populer sejak pandemi COVID-19, ketika bekerja jarak jauh (remote work) menjadi norma baru.
Mengapa Workcation Populer?
Beberapa alasan mengapa workcation menjadi tren:
✅ 1. Kebebasan Lokasi
Selama pekerjaan bisa diselesaikan secara online, Anda bisa bekerja dari mana saja—asal ada koneksi internet yang stabil.
✅ 2. Mengurangi Stres dan Burnout
Suasana baru dapat menyegarkan pikiran dan membantu mencegah kelelahan mental akibat rutinitas kerja yang monoton.
✅ 3. Meningkatkan Kreativitas
Pemandangan alam, ketenangan, atau suasana berbeda sering kali memicu inspirasi dan solusi baru dalam pekerjaan.
✅ 4. Fleksibilitas Gaya Hidup
Bagi generasi milenial dan Gen Z, workcation mendukung pencarian work-life balance dan hidup yang lebih bermakna.
Bekerja dari Pantai: Nyaman atau Menantang?
Bekerja dari pantai terdengar menyenangkan. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Keuntungan:
-
Pemandangan laut bisa meningkatkan mood
-
Bisa langsung “switch” ke mode liburan setelah jam kerja
-
Banyak pilihan penginapan dengan coworking space
Tantangan:
-
Sinyal internet di daerah pantai sering tidak stabil
-
Cuaca panas dan silau bisa mengganggu kenyamanan layar laptop
-
Kebisingan dari ombak atau wisatawan
Tips: Pilih lokasi dengan coworking café atau villa yang menyediakan Wi-Fi kuat dan tempat kerja ergonomis.
Bekerja dari Gunung: Tenang atau Terlalu Sepi?
Pegunungan menawarkan ketenangan dan udara segar—sangat ideal untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Tapi tetap ada pertimbangannya:
Keuntungan:
-
Udara sejuk dan minim polusi
-
Suasana tenang mendukung fokus kerja
-
Pemandangan indah membantu relaksasi mental
Tantangan:
-
Lokasi jauh dari fasilitas publik
-
Risiko gangguan sinyal internet dan listrik
-
Koneksi sosial bisa terbatas (jika terlalu terpencil)
Tips: Cari lokasi pegunungan yang sudah populer di kalangan digital nomad, seperti Ubud (Bali), Batu (Malang), atau Lembang (Bandung) yang memiliki fasilitas memadai.
Apakah Workcation Efektif?
Efektivitas workcation sangat bergantung pada karakter individu, jenis pekerjaan, dan manajemen waktu. Beberapa orang merasa lebih produktif karena suasana baru yang menyegarkan. Namun, bagi sebagian lainnya, lokasi liburan justru bisa menjadi sumber distraksi.
Faktor penentu keberhasilan workcation:
-
Disiplin waktu: Jangan sampai “vacation”-nya lebih dominan daripada “work”-nya.
-
Fasilitas kerja: Pastikan tempat menginap mendukung kerja jarak jauh (meja kerja, Wi-Fi, colokan, pencahayaan).
-
Komunikasi yang jelas: Jika bekerja dalam tim, penting untuk menjaga komunikasi tetap lancar walau beda lokasi.
-
Tujuan jelas: Apakah workcation ini untuk refreshing? Mengejar deadline? Atau mencoba gaya hidup baru?
Workcation dan Keseimbangan Hidup
Salah satu alasan utama orang mencoba workcation adalah untuk menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Di era modern, batas antara kerja dan waktu pribadi sering kali kabur. Workcation bisa menjadi cara untuk “mengambil jeda” tanpa benar-benar berhenti bekerja.
Namun, penting untuk diingat: jika tidak dikelola dengan bijak, workcation bisa membuat Anda terus bekerja di waktu liburan, atau sebaliknya—liburan terus tanpa menyelesaikan pekerjaan.
Perlukah Perusahaan Mendukung Workcation?
Beberapa perusahaan progresif mulai memberikan kebebasan bagi karyawannya untuk bekerja dari lokasi mana pun, bahkan menyertakan fasilitas pendukung seperti:
-
Subsidi penginapan di lokasi tertentu
-
Hari kerja fleksibel
-
Kebijakan work-from-anywhere (WFA)
-
Retret kerja bersama tim di lokasi wisata
Ini dilakukan untuk meningkatkan kepuasan karyawan dan menjaga loyalitas mereka. Namun, perusahaan juga perlu menetapkan standar kinerja dan kejelasan tanggung jawab agar workcation tidak mengganggu output tim.
Rekomendasi Lokasi Workcation di Indonesia
Indonesia memiliki banyak destinasi yang cocok untuk workcation, misalnya:
-
Ubud, Bali: Coworking space yang tenang di tengah sawah
-
Lombok: Pantai indah dengan suasana lebih sepi dari Bali
-
Batu, Malang: Udara sejuk, cocok untuk kerja kreatif
-
Labuan Bajo: Workcation sambil menikmati keindahan laut Flores
-
Bandung: Banyak villa dengan akses internet dan coworking
Setiap lokasi punya kelebihan dan tantangan tersendiri, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi kerja Anda.
Kesimpulan: Tren atau Solusi Jangka Panjang?
Workcation bukan sekadar gaya hidup sementara, tapi bisa menjadi bagian dari cara kerja baru di masa depan. Dunia kerja yang fleksibel memberi ruang bagi individu untuk menemukan ritme kerja yang paling cocok untuk mereka.
Namun, seperti semua hal dalam hidup, kuncinya adalah keseimbangan. Jangan sampai “kerja dari surga” justru membuat Anda merasa terbakar atau kehilangan produktivitas.
Dengan perencanaan yang baik, workcation bisa menjadi cara menjaga semangat kerja, menikmati hidup, dan tetap produktif di mana pun Anda berada.
Baca juga https://angginews.com/
















