banner 728x250

Perjalanan Mencari Cabai Paling Pedas di Dunia

cabai terpedas didunia
cabai terpedas didunia
banner 120x600
banner 468x60

https://dunialuar.id/ Bagi sebagian orang, pedas hanyalah sensasi. Tapi bagi pecinta cabai sejati, pedas adalah petualangan. Di balik setiap gigitan kecil dari cabai merah menyala, ada tantangan, adrenalin, dan pencarian akan batas rasa yang bisa ditoleransi tubuh manusia. Dan di antara mereka, muncul pertanyaan sederhana tapi menggoda: Apa cabai paling pedas di dunia?

Perjalanan ini bukan sekadar soal rasa. Ini adalah eksplorasi terhadap sejarah, budaya, dan bahkan sains dari tanaman kecil yang mampu “membakar” lidah manusia. Mari kita telusuri jalur panas dari cabai-cabai terpedas di dunia, dan para penggila pedas yang tak pernah puas.

banner 325x300

Ukuran Pedas: Mengenal Skala Scoville

Sebelum menjelajahi dunia cabai super pedas, penting memahami satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat kepedasannya: Skala Scoville Heat Units (SHU).

Ditemukan oleh Wilbur Scoville pada 1912, skala ini mengukur kandungan capsaicin—zat kimia yang memberikan rasa pedas pada cabai. Semakin tinggi angkanya, semakin ekstrem rasa panas yang ditimbulkan.

Sebagai perbandingan:

  • Paprika: 0 SHU

  • Jalapeño: 2.500–8.000 SHU

  • Cabai rawit: 50.000–100.000 SHU

  • Bhut Jolokia: >1.000.000 SHU

  • Carolina Reaper: >2.200.000 SHU


Cabai-Cabai Paling Pedas di Dunia

Berikut adalah daftar beberapa cabai yang memegang rekor terpedas, dan bagaimana dunia kuliner menanggapinya.


1. Carolina Reaper

  • Asal: Carolina Selatan, AS

  • Level: 2.200.000+ SHU

  • Pencipta: Ed Currie dari PuckerButt Pepper Company

Carolina Reaper resmi tercatat sebagai cabai paling pedas di dunia versi Guinness World Records sejak 2013. Dengan bentuk berkerut dan “ekor” tajam, cabai ini bukan sekadar tampilan. Satu gigitan kecil bisa menyebabkan keringat berlebihan, muntah, hingga kehilangan kesadaran pada yang tidak terbiasa.

Currie sendiri menyilangkan Habanero dan Ghost Pepper untuk menciptakan monster ini. Para pencari tantangan pedas dari seluruh dunia datang ke festival pedas di AS untuk mencicipinya—dan seringkali menyerah.


2. Trinidad Moruga Scorpion

  • Asal: Trinidad dan Tobago

  • Level: hingga 2.000.000 SHU

Moruga Scorpion pernah menyandang gelar cabai terpedas sebelum dikalahkan oleh Carolina Reaper. Rasa manis di awal sering mengecoh orang, karena beberapa detik kemudian lidah seperti terbakar hebat.

Di Trinidad, Moruga Scorpion digunakan secara hati-hati dalam masakan tradisional, biasanya dicampur dengan jeruk nipis dan rempah-rempah untuk menyeimbangkan rasa.


3. Bhut Jolokia (Ghost Pepper)

  • Asal: Assam, India

  • Level: 1.000.000+ SHU

Ghost Pepper adalah legenda pedas dari timur laut India. Pada tahun 2007, ia memegang rekor dunia sebagai cabai terpedas. Kini meski sudah kalah secara angka, Bhut Jolokia tetap ikonik dan banyak digunakan dalam saus pedas ekstrim.

Di daerah asalnya, Bhut Jolokia bahkan digunakan sebagai alat pertahanan diri atau bahkan mengusir gajah liar dari area pertanian.


4. 7 Pot Douglah

  • Asal: Trinidad

  • Level: 1.800.000 SHU

Dinamakan “7 Pot” karena konon satu buah cabai ini cukup untuk memberi rasa pada tujuh panci makanan. Warna ungu gelap dan teksturnya yang kasar membuat cabai ini menakutkan, bahkan sebelum digigit.

7 Pot Douglah sering digunakan dalam saus ultra-pedas dan tantangan makan di media sosial.


5. Komodo Dragon Pepper

  • Asal: Inggris

  • Level: ±1.400.000 SHU

Cabai ini pernah dijual secara terbatas di supermarket Inggris, dan dalam waktu singkat habis karena rasa pedasnya yang meledak di mulut beberapa saat setelah dikunyah. Salah satu sleeper pepper paling terkenal.


Menelusuri Jejaknya: Dari Ladang ke Lidah

Perjalanan mencari cabai paling pedas bukan sekadar mendatangi negara asalnya. Ini juga menyangkut interaksi budaya dan bagaimana masyarakat lokal memperlakukan rasa pedas.

India: Rumah Bhut Jolokia

Di desa-desa Assam, Bhut Jolokia dikeringkan dan dijadikan sambal sederhana. Masyarakatnya tidak melihat cabai ini sebagai “senjata,” tapi bagian dari warisan kuliner.

Trinidad: Pedas sebagai Identitas

Di kawasan Karibia, cabai seperti Moruga Scorpion bukan hanya bumbu—tapi identitas. Saus pedas lokal adalah produk budaya, dibawa turun-temurun dan dikombinasikan dengan buah tropis.

Amerika Serikat: Sains Bertemu Sensasi

Para breeder seperti Ed Currie melihat cabai bukan hanya bahan makanan, tapi objek eksperimen genetika. Tujuannya bukan sekadar menambah pedas, tapi menciptakan sensasi baru.


Fenomena “Hot Pepper Challenge”

Tak lengkap membahas cabai terpedas tanpa menyebut tren media sosial. Di YouTube dan TikTok, jutaan orang mencoba tantangan memakan cabai super pedas. Reaksinya pun dramatis—air mata, muntah, lidah mati rasa, bahkan pingsan.

Meski menghibur, banyak ahli gizi memperingatkan efek samping dari cabai super pedas:

  • Iritasi saluran pencernaan

  • Asam lambung meningkat

  • Gangguan pernapasan jika menghirup bubuk cabai

  • Potensi efek ke jantung bagi yang memiliki riwayat penyakit


⚠️ Apakah Aman Makan Cabai Terpedas?

Secara umum, konsumsi dalam jumlah kecil aman untuk orang sehat. Namun beberapa kasus ekstrem menunjukkan bahwa terlalu banyak capsaicin bisa menyebabkan:

  • Radang esofagus

  • Ulkus lambung

  • Gangguan irama jantung

Dokter menyarankan untuk tidak menjadikan tantangan cabai sebagai hal rutin, apalagi jika tidak terbiasa makan pedas.


Cabai dalam Budaya Kuliner

Di luar sisi ekstremnya, cabai tetap menjadi bahan pokok penting dalam berbagai masakan dunia:

  • Indonesia: Sambal adalah nyawa kuliner nusantara.

  • Meksiko: Cabai menjadi dasar mole dan salsa.

  • Thailand: Rasa pedas seimbang dengan manis dan asam.

  • Korea: Gochugaru (serbuk cabai) menjadi bumbu utama kimchi.

Cabai bukan hanya rasa—ia adalah karakter, semangat, dan kekuatan sebuah budaya.


Kesimpulan: Rasa Pedas, Rasa Penasaran

Mencari cabai paling pedas di dunia mungkin terdengar seperti tantangan gila, tapi di balik itu ada pelajaran menarik: bagaimana sesuatu yang kecil bisa membakar lidah, menggoyang budaya, dan menyatukan orang dalam rasa.

Baik kamu penggemar sambal, pencari adrenalin kuliner, atau hanya penasaran dengan Scoville scale—cabai mengajarkan kita tentang batas rasa dan cara menikmati hidup secara lebih berani.

Dunia terlalu luas untuk hanya mencoba cabai rawit.
Siapa tahu, gigitan kecil Carolina Reaper justru membawamu ke petualangan besar.

Baca juga https://angginews.com/

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *