banner 728x250

Modifikasi Vespa Tua Jadi Kendaraan Listrik oleh Mahasiswa ITB

Modifikasi Vespa Tua Jadi Kendaraan Listrik oleh Mahasiswa ITB
Modifikasi Vespa Tua Jadi Kendaraan Listrik oleh Mahasiswa ITB
banner 120x600
banner 468x60

https://dunialuar.id/

Di tengah derasnya perkembangan teknologi kendaraan listrik dunia, sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) justru mengambil jalur unik: menghidupkan kembali Vespa klasik, namun tanpa mesin bensin. Mereka tidak sekadar membenahi motor tua, tetapi mengubahnya menjadi kendaraan listrik yang efisien dan ramah lingkungan.

banner 325x300

Inisiatif ini bukan hanya sekadar proyek tugas akhir. Ia adalah simbol pertemuan dua dunia: nostalgia dan masa depan, suara knalpot diganti desis dinamis listrik, tapi bentuk legendaris Vespa tetap dipertahankan.


Inspirasi dari Hal Sederhana: Kenangan dan Udara Bersih

Ide ini berawal dari keresahan. Salah satu anggota tim, Dimas, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2020, mengaku sering merasa tidak nyaman dengan polusi udara saat berkendara di Bandung.

“Saya suka Vespa tua karena bentuk dan karakternya, tapi saya juga peduli lingkungan. Kenapa tidak digabung saja?” ujarnya.

Dengan latar belakang teknik elektro, ia bersama beberapa temannya dari jurusan teknik mesin dan desain produk mulai merancang konversi motor klasik ke motor listrik. Objeknya: sebuah Vespa tahun 1974 milik kakek Dimas yang sudah tidak digunakan.


Langkah-Langkah Konversi: Dari Karburator ke Baterai

Konversi ini memerlukan pendekatan lintas disiplin. Tim membagi proses menjadi beberapa tahap:

1. Pengosongan Mesin Bensin

Mesin dua tak asli Vespa dibongkar, termasuk sistem bahan bakar, knalpot, dan tangki bensin. Tujuannya memberi ruang untuk sistem penggerak baru.

2. Pemasangan Motor Listrik

Motor listrik berdaya sekitar 2.000 watt dipasang di area belakang, langsung menyambung ke roda penggerak. Mereka memilih hub motor agar sistem transmisi tetap sederhana.

3. Baterai Lithium-Ion

Sebagai sumber tenaga, mereka menggunakan baterai lithium-ion 72V 20Ah yang dapat dicopot pasang. Baterai ini ditempatkan di bawah jok agar tetap tersembunyi dan menjaga keseimbangan motor.

4. Controller dan Display

Sistem pengendali (controller) mengatur distribusi daya ke motor. Panel digital sederhana dipasang untuk menampilkan kecepatan, kapasitas baterai, dan suhu motor.

5. Uji Jalan dan Kalibrasi

Setelah semua sistem terpasang, dilakukan uji jalan di area kampus. Penyesuaian torsi, efisiensi daya, dan daya tahan baterai dilakukan berkali-kali untuk mencapai performa optimal.


Hasil Akhir: Desain Klasik, Napas Baru

Hasilnya adalah sebuah Vespa retro yang tampak klasik, namun bergerak nyaris tanpa suara, bebas asap, dan mampu menempuh jarak hingga 60 km sekali isi daya penuh. Kecepatan maksimum sekitar 60 km/jam, cukup untuk penggunaan harian di dalam kota.

Yang menarik, tidak ada perubahan mencolok pada tampilan luar. Ciri khas Vespa tua—bodi bulat, lampu depan menonjol, dan warna krem vintage—semua tetap dipertahankan. Hanya suara knalpot yang kini hilang, digantikan oleh dengung lembut motor listrik.

“Kami ingin orang tetap merasa sedang naik Vespa. Tapi dengan rasa yang baru—lebih ringan, tenang, dan tidak mencemari,” kata Sarah, anggota tim dari jurusan Desain Produk.


Tantangan: Izin Jalan dan Biaya Produksi

Meski hasilnya membanggakan, tim mahasiswa ini menghadapi beberapa tantangan:

  1. Legalitas Kendaraan Konversi

    • Hingga kini, regulasi untuk kendaraan hasil konversi masih terbatas. Proses registrasi ulang dan pengesahan kendaraan harus melalui tahap teknis yang ketat.

  2. Biaya Produksi

    • Total biaya konversi satu unit Vespa mencapai sekitar Rp15-18 juta, tergantung spesifikasi motor dan baterai.

  3. Daya Tahan Komponen

    • Karena rangka Vespa tua belum tentu didesain untuk motor listrik, beberapa bagian perlu diperkuat agar tahan terhadap torsi listrik.

Namun tantangan itu tidak membuat mereka mundur. Sebaliknya, mereka kini tengah menjalin kerja sama dengan bengkel-bengkel motor di Bandung dan Jakarta untuk menyempurnakan desain dan menekan biaya produksi.


Manfaat Lebih dari Sekadar Teknologi

Konversi Vespa ini bukan hanya soal efisiensi dan teknologi bersih. Ada nilai sosial dan budaya yang coba dipertahankan:

  • Mengurangi limbah kendaraan tua
    Daripada dibiarkan berkarat atau dibuang, kendaraan klasik bisa “dihidupkan kembali”.

  • Memperkuat budaya modifikasi lokal
    Inovasi ini menunjukkan bahwa modifikasi tidak selalu harus soal kecepatan, tapi juga keberlanjutan.

  • Mendorong kampanye energi terbarukan di kalangan muda
    Mahasiswa bisa menjadi pionir dalam gerakan kendaraan ramah lingkungan.


Potensi Massal dan Produksi Lokal

Kini, tim ITB ini tengah mengembangkan kit konversi universal untuk Vespa dan motor klasik lainnya. Target mereka adalah menciptakan paket konversi siap pasang yang lebih terjangkau, dengan dokumentasi teknis yang mudah diakses.

Mereka juga membuka pelatihan daring bagi komunitas Vespa dan bengkel motor untuk memperluas pemahaman soal konversi ke listrik.

“Kalau bisa bikin sepuluh Vespa klasik jadi listrik, kenapa tidak seratus? Kita bisa bantu kurangi polusi, sambil tetap mempertahankan estetika kendaraan lama,” ujar Rizal, anggota tim teknik mesin.


Dukungan Kampus dan Harapan ke Depan

Pihak kampus ITB mendukung penuh proyek ini sebagai bagian dari inisiatif kampus hijau dan inovasi mahasiswa. Beberapa unit motor konversi bahkan mulai digunakan di lingkungan kampus sebagai kendaraan operasional.

Di masa depan, tim berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk mengembangkan program konversi kendaraan tua bersubsidi, seperti yang sudah mulai dilakukan untuk mobil dan motor konvensional di kota-kota besar.


Penutup: Ketika Tradisi dan Inovasi Berjalan Beriringan

Proyek konversi Vespa tua ke kendaraan listrik oleh mahasiswa ITB adalah contoh nyata bagaimana cinta terhadap tradisi bisa hidup berdampingan dengan inovasi teknologi. Mereka tidak membuang kenangan, tidak mengganti yang lama dengan yang baru, tapi menghidupkan kembali dengan cara yang lebih berkelanjutan.

Di tengah tantangan lingkungan dan krisis energi global, solusi kecil seperti ini bisa menjadi inspirasi besar. Jika motor tua pun bisa berubah menjadi kendaraan masa depan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tetap berkutat di masa lalu.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti, jalan-jalan kota akan dipenuhi Vespa tua yang melaju tenang—tanpa asap, tanpa suara, tapi penuh cerita dan masa depan.

Baca juga https://angginews.com/

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *