banner 728x250

Hipertensi “Tersembunyi”: Gejala yang Sering Terlewat

hipertensi tersembunyi
hipertensi tersembunyi
banner 120x600
banner 468x60

https://dunialuar.id/ Tekanan darah tinggi atau hipertensi dikenal sebagai “silent killer”, pembunuh diam-diam. Mengapa? Karena penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala nyata, hingga akhirnya menimbulkan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal.

Banyak orang merasa sehat-sehat saja, beraktivitas seperti biasa, bahkan tetap bekerja keras setiap hari—tanpa menyadari bahwa tekanan darahnya sudah jauh di atas normal. Inilah yang disebut sebagai hipertensi tersembunyi: kondisi kronis yang tidak terasa, tapi berisiko tinggi jika tidak terdeteksi sejak dini.

banner 325x300

Apa Itu Hipertensi “Tersembunyi”?

Hipertensi tersembunyi bukan istilah medis resmi, tetapi istilah populer untuk menyebut hipertensi tanpa gejala khas, atau hipertensi yang baru diketahui saat sudah muncul komplikasi.

Banyak penderita baru menyadari kondisi mereka ketika:

  • Menjalani pemeriksaan rutin

  • Mengalami komplikasi seperti pusing berat, sesak napas, atau nyeri dada

  • Menjalani perawatan karena stroke atau serangan jantung

Tekanan darah normal:

  • Sistolik (atas): di bawah 120 mmHg

  • Diastolik (bawah): di bawah 80 mmHg

Hipertensi:

  • Sistolik ≥140 mmHg

  • Diastolik ≥90 mmHg


⚠️ Mengapa Hipertensi Sulit Dikenali?

Tidak seperti flu atau infeksi yang menimbulkan gejala jelas seperti demam atau nyeri, hipertensi berkembang secara perlahan dan sering tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal.

Tubuh beradaptasi dengan tekanan darah tinggi, sehingga penderita tidak merasa “sakit” meskipun jantung dan pembuluh darah sedang bekerja keras.

Alasan hipertensi tersembunyi sering terlewat:

  • Tidak rutin cek tekanan darah

  • Merasa masih muda dan sehat

  • Menganggap pusing atau lelah sebagai hal biasa

  • Minim edukasi tentang faktor risiko


Gejala Halus yang Sering Diabaikan

Meskipun tidak selalu muncul, berikut adalah gejala ringan yang kadang dialami penderita hipertensi:

  1. Sakit kepala ringan di pagi hari

  2. Pusing atau rasa berputar

  3. Mudah lelah atau napas pendek saat beraktivitas

  4. Denyut jantung cepat atau tidak teratur

  5. Rasa tegang di leher atau pundak

  6. Penglihatan buram sesekali

  7. Sering merasa gelisah tanpa sebab jelas

Gejala ini sering dianggap sepele atau dikaitkan dengan stres dan kelelahan. Padahal, bisa jadi itu sinyal dari tekanan darah yang terus meningkat.


Faktor Risiko Hipertensi Tersembunyi

Beberapa kelompok orang lebih rentan mengalami hipertensi tanpa gejala:

  • Usia di atas 35 tahun

  • Riwayat keluarga dengan hipertensi

  • Kelebihan berat badan atau obesitas

  • Perokok aktif atau pasif

  • Konsumsi garam berlebih

  • Kurang aktivitas fisik

  • Stres kronis

  • Konsumsi alkohol berlebihan

  • Riwayat penyakit metabolik (diabetes, kolesterol tinggi)

Jika kamu termasuk salah satu kategori di atas, pantau tekanan darah secara rutin meski merasa sehat.


Dampak Jika Dibiarkan

Hipertensi yang tidak terdeteksi dan tidak ditangani dapat menyebabkan:

1. Stroke

Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah otak dan menyebabkan pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik) atau penyumbatan (stroke iskemik).

2. Serangan Jantung

Pembuluh darah jantung bisa menyempit atau tersumbat karena hipertensi kronis, menyebabkan serangan jantung mendadak.

3. Gagal Ginjal

Hipertensi merusak pembuluh darah di ginjal, mengurangi fungsi penyaringan, dan berujung pada gagal ginjal kronis.

4. Kebutaan

Tekanan darah tinggi dapat merusak retina mata, mengganggu penglihatan secara permanen.

5. Demensia atau gangguan kognitif

Aliran darah ke otak yang terganggu bisa menyebabkan penurunan fungsi otak seiring waktu.


Data: Mengapa Ini Perlu Diwaspadai

Menurut WHO dan data Kementerian Kesehatan Indonesia:

  • Sekitar 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi.

  • Lebih dari 50% tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi.

  • Hipertensi menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit tidak menular.

Ini menegaskan pentingnya deteksi dini dan pencegahan—bahkan pada orang yang merasa “sehat”.


Bagaimana Cara Mengetahui?

Satu-satunya cara akurat untuk mengetahui tekanan darah adalah dengan pengukuran langsung menggunakan tensimeter (manual atau digital).

Tips cek tekanan darah:

  • Lakukan saat tubuh tenang (bukan setelah olahraga atau naik tangga)

  • Duduk tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan

  • Jangan minum kafein atau merokok 30 menit sebelum cek

Idealnya, cek tekanan darah setiap 6 bulan bagi orang sehat, dan lebih sering bagi yang punya faktor risiko.


Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat

1. Kurangi garam

Batasi konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram per hari (setara 1 sendok teh).

2. Perbanyak sayur dan buah

Kaya akan kalium dan serat yang membantu menjaga tekanan darah.

3. Olahraga teratur

30 menit per hari, 5 hari seminggu (jalan kaki, bersepeda, yoga, dll).

4. Kelola stres

Meditasi, istirahat cukup, dan kurangi overthinking. Kesehatan mental berpengaruh besar.

5. Jaga berat badan ideal

Obesitas memperberat kerja jantung dan meningkatkan risiko hipertensi.

6. Stop merokok dan alkohol

Dua faktor ini mempercepat kerusakan pembuluh darah.

7. Rutin periksa kesehatan

Cek tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan fungsi ginjal secara berkala.


Kesimpulan: Jangan Tunggu Gejala Muncul

Hipertensi tidak perlu menunggu sakit untuk diwaspadai. Justru karena ia sering datang tanpa gejala, kita harus lebih proaktif melakukan pencegahan dan deteksi dini.

Dengan gaya hidup sehat dan kesadaran rutin memantau tekanan darah, kita bisa menghindari komplikasi serius dan menjalani hidup yang lebih panjang dan berkualitas.

Ingat: merasa sehat bukan jaminan tekanan darahmu normal. Cek, deteksi, dan kendalikan sebelum terlambat.

Baca juga https://angginews.com/

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *