Di tengah maraknya tren makanan modern dan kuliner internasional, siapa sangka bahwa makanan jadul atau hidangan tempo dulu tetap memiliki tempat spesial di hati masyarakat Indonesia? Bukan hanya soal rasa, tapi juga nilai nostalgia dan budaya yang terkandung di dalamnya. Banyak dari makanan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, bahkan diwariskan lintas generasi, dan hingga kini masih tetap dicari serta dinikmati.
Berikut adalah tujuh makanan tradisional Indonesia yang tetap eksis dan disukai hingga sekarang. Siapkan air liurmu, karena kamu akan dibawa ke perjalanan rasa masa kecil yang mungkin sudah lama tak kamu cicipi!
1. Getuk
Siapa yang tidak kenal dengan getuk? Makanan khas Jawa ini terbuat dari singkong yang dikukus dan dihaluskan, lalu dicampur dengan gula merah dan kelapa parut. Warnanya bisa beragam, tergantung pewarna alami yang digunakan—merah muda, kuning, atau putih. Getuk bukan hanya lezat, tapi juga mengenyangkan dan bergizi. Dulu sering jadi bekal ke ladang atau ke sekolah, kini getuk justru naik kelas dan sering hadir di acara pernikahan atau festival kuliner.
2. Kue Pancong
Kue pancong (atau kue bandros di daerah lain) adalah kue berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan parutan kelapa. Dipanggang di cetakan khusus, kue ini memiliki rasa gurih yang khas dan aroma kelapa yang menggoda. Meskipun banyak varian baru bermunculan dengan topping kekinian, kue pancong versi jadul tetap jadi favorit banyak orang.
3. Lontong Sayur
Hidangan yang satu ini biasanya muncul saat sarapan. Lontong sayur terdiri dari lontong (nasi yang dibungkus daun pisang dan dikukus), disiram kuah santan sayur labu siam atau pepaya muda, ditambah telur rebus, tahu, tempe, dan sambal. Di beberapa daerah, lontong sayur juga hadir saat Lebaran sebagai pendamping opor ayam. Rasanya yang gurih dan kaya rempah menjadikannya hidangan legendaris yang tak lekang oleh zaman.
4. Klepon
Klepon adalah bola-bola ketan berisi gula merah cair yang dibalut parutan kelapa. Saat digigit, gula merah meledak di mulut—memberi sensasi manis yang unik dan memuaskan. Jajanan pasar ini masih sangat populer dan sering dijual di toko kue tradisional atau saat acara budaya. Anak-anak zaman sekarang pun tetap menyukainya!
5. Nasi Uduk
Nasi uduk adalah versi “berbumbu” dari nasi putih biasa, dimasak dengan santan, daun salam, dan serai. Disajikan dengan aneka lauk seperti telur balado, ayam goreng, bihun, dan sambal kacang, nasi uduk adalah comfort food yang merakyat tapi penuh cita rasa. Dulu biasa dijual oleh ibu-ibu keliling atau di warung pinggir jalan, sekarang bahkan sudah masuk ke restoran dan hotel berbintang.
6. Sate Ayam dengan Bumbu Kacang
Sate ayam mungkin terdengar biasa, tapi gaya penyajian khas Indonesia dengan bumbu kacang kental dan lontong sebagai pelengkap adalah kekayaan kuliner yang tak tergantikan. Di masa lalu, sate sering menjadi menu spesial di hari-hari besar atau hajatan. Kini, meskipun makanan barat sudah merajalela, sate ayam tetap berjaya di hati para pecinta kuliner Nusantara.
7. Tempe Mendoan
Tempe mendoan berasal dari daerah Banyumas dan kini sudah menjadi favorit nasional. Potongan tempe tipis yang dilapisi tepung dan digoreng setengah matang menghasilkan tekstur lembut dan gurih yang khas. Cocok disantap hangat dengan sambal kecap atau cabai rawit. Meskipun sederhana, tempe mendoan berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai camilan rakyat dari masa ke masa.
Kenapa Makanan Jadul Masih Bertahan?
Bukan hanya karena rasanya, makanan tempo dulu bertahan karena nilai emosional dan budaya yang dikandungnya. Banyak orang merasa “pulang” saat mencicipi hidangan-hidangan ini. Selain itu, makanan jadul umumnya menggunakan bahan-bahan alami dan tidak mengandalkan bahan pengawet atau MSG berlebihan.
Kehadiran mereka juga sering kali menjadi simbol kebersamaan—disajikan dalam acara keluarga, arisan, pengajian, hingga perayaan hari besar. Di sisi lain, banyak generasi muda mulai menggali ulang resep tradisional ini sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan kuliner leluhur.
Menjaga Warisan Kuliner Nusantara
Menjaga eksistensi makanan tempo dulu bukan hanya tugas generasi tua. Anak muda juga bisa turut berperan—baik dengan membeli dari pedagang lokal, mencoba memasak sendiri, hingga memperkenalkan makanan ini ke platform digital seperti blog, vlog, dan media sosial.
Makanan jadul tak kalah keren dari makanan viral. Justru dari mereka, kita belajar bahwa rasa otentik dan cerita di balik makanan jauh lebih berharga dari sekadar presentasi atau tren sesaat.
Penutup
Tujuh makanan jadul yang kita bahas di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan kuliner Indonesia yang luar biasa. Masih banyak hidangan lawas lain yang menunggu untuk dieksplorasi dan diceritakan kembali. Yuk, jadikan makanan tempo dulu bukan sekadar kenangan, tapi bagian dari masa kini dan masa depan.
Karena sejatinya, makanan bukan hanya soal rasa—ia adalah identitas, sejarah, dan cinta yang tak pernah basi oleh waktu.
Baca juga Artikel lainnya Papeda Makanan Khas Papua